![]() |
Touring. Anggota Polka tengah touring mengelilingi alun-alun kota Malang. (POLKA/Dok.Pribadi) |
Malang-Dengan adanya era globalisasi, keberadaan sepeda onthel mulai tergeser oleh kendaraan bermotor, padahal sepeda memiliki sejarah panjang dalam mewarnai perjalanan negeri ini. Atas dasar itulah pendiri sekaligus ketua POLKA, Drs. Hariyadi menuturkan "pendirian Polka bertujuan untuk menyangga predikat kota pariwisata dan tempo doeloe Kota Malang yang penuh sejarah sensasional. Sepeda onthel harus tetap diberi nafas dan keleluasaan untuk melintas di jalan-jalan kota ini. Selain juga, Polka mewadahi mereka pemilik dan penghobi onthel punya teman jalan, tukar pikiran, dan bareng-bareng jalan-jalan keliling kota".
Komunitas polka ini memiliki 18 anggota serta memiliki 77 sepeda onthel kuno dengan berbagai macam merk. Mulai dari merek Gazelle buatan Belanda tahun 1925, Raleigh buatan Inggris tahun 1939, Humber Cross buatan Inggris 1901, Philip buatan Inggris tahun 1956-an, Master buatan Belanda tahun 1950, Hercules buatan Inggris tahun 1922, Udson buatan Jerman Timur tahun 1950, Valuas buatan Belanda tahun 1940, sampai merek Nampor buatan Jepang tahun 1950, dan Mihdud buatan India tahun 1915.
Komunitas ini memiliki kebiasaan unik yang slalu dilakukan tiap minggunya. Pada minggu pagi, komunitas ini berolahraga serta memakai pakain tempoe doloe sambil berkeliling dan dan nongkrong di bangunan bangunan kuno yang berada di malang, untuk mengenang serta bernostalgia akan masa lalu. Adapun onthel yang paling tua yang dibuat oleh Humber Cross pada tahun 1901 hanya dimiliki oleh komunita POLKA yang ada di malang ini.
Adapun harga yang ditawarkan pada pemula yang mempunyai hoby mengoleksi sepeda onthel ini, tidaklah mudah, dikarenakan harga yang ditawarkan cukup mahal, berkisat 1,5-jutaan rupiah. Meski sepeda yang dibeli tidak memiliki kelengkapan seperti halnya aslinya.
Polka ini telah berdiri selama tiga tahun, dan tak membuat para pengoleksi polka bosan dengan kegiatan yang ada, dikarenakan kecintaan mereka pada sepeda kuno ini. Banyak dari masyarakat malang yang memiliki sepeda kuno ini, awalnya hanya untuk dipajang karena menurut mereka mereka sebuah kenang-kenangan dari para kakek serta nenek mereka, namun sekarang, dengan adanya komunitas ini, banyak dari mereka yang mengikuti acara komunitas ini, baik pada malam minggu maupun pada hari minggu pagi, dengan bersama-sama memakai kostum tempoe doloe untuk mengenang kota malang. (.qie)
0 komentar:
Posting Komentar