Tampilkan postingan dengan label Mode. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mode. Tampilkan semua postingan

Jumat, 03 Januari 2014

Hijab Style Community

Cantik. Anggota Hijab style Community ketika berfoto bersama. (HSC/Dok.Pribadi)
Malang –Dulu, model kerudung atau jilbab (hijab), hanya terbentur dengan model itu-itu saja. Tapi, kini tidak lagi. Kehadiran fashion hijab, membuat wanita muslimah tampil lebih trendi. Karena beragam gaya dan bentuk terus diciptakan mengikuti tren fashion.

Perkembangan hijab di Indonesia, termasuk Malang, cukup pesat dengan berbagai kreativitas style. Terutama, setelah munculnya para desainer muda kreatif dan lahirnya komunitas pemakai hijab. Kondisi itu menjadikan hijab semakin semarak di masyarakat modern Kini, hijab telah menjadi salah satu model fashion yang mulai diperhitungkan oleh desainer dan model-model dunia. Bahkan hijab, sudah diterima sebagai gaya fashion yang elegan, cantik, dan bisa diaplikasikan sesuai aktivitas sehari-hari.

Fashion hijab masa kini dinilai lebih berani. Seperti penggunaan hijab den gan tingkat kerumitan yang cukup menguras tenaga, hingga tabrak warna pada kostum juga semakin diminati. Tak jarang kita menemui banyak muslimah yang menggunakan jilbab beraneka gaya dan warna. Mereka juga tampak percaya diri dan dinamis

“Cara mix and match biasanya aku suka dengan memainkan warna dan motif,” ujar Sonya Dewi, ketua Hijab Style Community Malang. Contohnya, ketika dia mengenakan baju warna plain seperti krem lalu dipadukan dengan jilbab warna senada bemotif. Baru bawahannya memakai warna kontras, merah.

Meski menggunakan model lama, menurutnya akan tetap terlihat baru dan cantik jika pandai memadukannya. Sonya menambahkan, selama masih me ngikuti syariat agama tentang peng gunaan hijab, tidak ada masalah dengan perkembangan mode. Justru dengan adanya fashion hijab yang semakin beragam ini, bisa mengundang wanita yang belum mengenakan hijab tergerak mengenakannya. “Biarpun gaul, kami usahakan tetap syariat atau sesuai ajaran Islam,” ucapnya. (MN)

Hijab, Sebuah Panggilan Iman atau Hanya Sekedar Mode (3-Habis)

Hukum Memakai Hijab Bagi Kaum Hawa

Ilustrasi. Ika dan teman-temannya membuktikan diri
bahwa berhijab sesuai syariah tetap dapat memancarkan kecantikan. (Comm/hfd)
Malang –Hukum memakai hijab sesunguhnya sudah dijelaskan didalam Al Qur’an pada surat An-Nuur [24]: 31. Tim Community telah berhasil mewawancarai Bapak Jamal Bakrisuk salah satu dosen AIK yang mengajar di Universitas Muhammadiyah Malang mengenai hukum berhijab bagi kaum wanita. Ia berpendapat bahwa terdapat hadist yang secara detail menjelaskan mengenai ancaman bagi orang yang membuka auratnya. Seperti yang diturkan oleh Imam Muslim dari sebuah riwayat bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

“Ada dua golongan manusia yang menjadi penghuni neraka, yang sebelumnya aku tidak pernah melihatnya, yakni sekelompok orang yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk menyakiti manusia, dan wanita yang membuka auratnya dan berpakaian tipis merangsang berlenggak-lenggok dan berlagak. Kepalanya digelung seperti punuk unta. Mereka tidak akan dapat masuk surga dan mencium baunya. Padahal, bau surga dapat tercium dari jarak sekian-sekian” (HR. Muslim)
Terdapat berbagai macam pendapat ulama mengenai hadist tersebut, namun Pak Jamal mengungkapkan pendapat ulama yang beranggapan bahwa yang dimaksud dalam hadist tersebut adalah wanita yang mengenakan pakaian tipis yang menampakan warna kulitnya (transparan). Kepala mereka digelung dengan kain kerudung, surban atau yang lainnya hingga tampak besar seperti punuk unta.

Dalam hadist tersebut jelas dikatakan bahwa meskipun kepala seorang wanita telah dibalut dengan kain hijab tetapi jika pakaiannya masih tidak sesuai dan merangsang kaum adam. Maka wanita tersebut tidak dapat merasakan surga. Bahkan membau wanginya surgapun tidak bisa. (.hfd)

Hijab, Sebuah Panggilan Iman atau Hanya Sekedar Mode (2)

Hijab Sudah Menjadi Ladang Bisnis Yang Menggiurkan

Langganan. Fina, Tika dan Nia merupakan pelanggan tetap toko baju muslimah milik Masruro Mursyid. (Comm/hfd)
Malang –Melihat trend hijab yang mulai menjamur di kalangan wanita muda. Hal ini dijadikan ladang bisnis yang menggiurkan oleh beberapa kalangan. Bahkan tak jarang rumah-rumah mode yang dulunya hanya berjulalan mode konvensional pun disulap menjadi rumah mode hijab yang menyediakan hijab dari berbagai model. Majalah Komunitas berhasil mewawancarai Masruro Mursyid (20) salah satu mahasiswi perguruan tinggi swasta yang memiliki bisnis hijab bersama ibunya di rumahnya. Ketika ditanya oleh Majalah Komunitas, masruro mengaku sudah berbisnis hijab sejak dulu ketika hijab belum menjadi trend di kalangan wanita muda. “Saya dan ibu saya sudah berjualan sejak dulu, sebelum hijab jadi trend seperti sekarang,” ungkap masruro. Ia juga menambahkan dulu ia berjualan hijab hanya sebagai selingan saja, aslinya ia bisnis pakaian biasa. Jika ada pesanan baru ia mau usahakan. “Dulu yang pesan itu kebanyakan ibu-ibu dari pengajian, mereka memesan secara partai,saya dan ibu saya tentu tidak bisa menolak,” tambahnya. Dulu ketika hijab belum menjadi trend, Masruro mengaku hanya mendapatkan sedikit keuntungan dari berjualan hijab Keuntungan yang agak besar justru ia dapatkan dari berjualan pakaian konvensional.

Namun kini keadaan berubah 180 derajat, ketika hijab mulai menjadi trend. Masruro mengaku kebanjiran pesanan dari banyak pelanggan. Jika dulu kebanyakan pelanggannya hanya ibu-ibu pengajian, kini pelanggannya malah banyak yang datang dari kalangan mahasiswa. Sampai-sampai ia dan ibunya kewalahan. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk berhenti berjualan pakaian konvensional dan lebih memilih berjualan pakaian muslimah sebagai ladang bisnisnya yang baru. “Saya dan ibu saya sempat kewalahan, akhirnya kami memutuskan untuk berjualan pakaian muslimah saja, dan alhamdulillah pelanggan kami tidak pergi tetapi malah semakin bertambah,” ungkap mahasiswi yang juga berhijab ini. Ia juga menambahkan selama ia berjualan hijab, keuntungan yang ia peroleh juga semakin meningkat dengan cepat. Jika dulu ia hanya mendapatkan keuntungan bila ada pesanan saja, namun kini keuntunganya hampir mencapai 400 sampai 600 ribu rupiah tiap bulannya. “Alhamdulillah, kini tiap bulan hampir dipastikan dapat keuntungan. Angkanya tidak pasti kisaran 400 sampai 600an,” katanya menambahkan.

Hijab, Sebuah Panggilan Iman atau Hanya Sekedar Mode (1)


Ilustrasi(Selfie). Anggita, Lia dan Nadine tengah
ber-selfie ria dengan hijab favorit mereka. (Comm/hfd) 
Malang –Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka (QS. An-Nuur [24]: 31)

Ayat diatas merupakan landasan bagi kaum wanita untuk menutup auratnya. Hal itu juga yang menjadi landasan bagi Hijabers Community daerah Malang. Seperti yang telah diungkapkan oleh Anggun, salah satu anggota Hijabers Community daerah Malang kepada Majalah Komunitas. “Komunitas ini berangkat dan didasari oleh Al Qur’an surat An-Nuur, jadi setiap kegiatan yang kami lakukan harus didasari oleh Al Qur’an,” ungkap Anggun.

Saat ditanya oleh Majalah Komunitas mengenai komunitas hijaber yang kini mulai berkembang pesat dan menjadi sebuah trend baru di kalangan perempuan muda, Anggun berpendapat hal tersebut merupakan hal yang baik karena sesunguhnya agama mewajibkan untuk berhijab. Namun yang ia sesalkan adalah esensi dari penggunaan hijab itu sendiri sekarang banyak yang melenceng dari apa yang diungkapkan QS. An-Nuur [24]: 31. Anggun berpendapat bahwa kini hijab hanya dijadikan sebagai mode saja, mereka yang berhijab kadang melupakan fungsi dari hijab itu sendiri. Kebanyakan kaumwanta jaman sekarang berpenampilan hijab namun pakaian sangat ketat dan bahkan memperlihatkan lekuk-lekuk tubuhnya. “Kadang itu saya ketawa karena miris melihat kebanyakan wanita jaman sekarang bermahkota hijab, namun seluruh lekuk tubuhnya tampak jelas,” ungkap mahasiswi yang kini sedang menempuh studinya di salah satu perguruan tinggi swasta tersebut.

Apa yang diungkapkan oleh Anggun ternyata berbanding lurus dengan apa yang telah ditemukan oleh Majalah Komunitas di lapangan. Majalah Komunitas telah mengumpulkan data-data dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Malang dan menemukan jawaban yang bervariasi mengenai alasan berhijab. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu sumber yang tidak bersedia diungkap namanya, ia mengutarakan bahwa alasannya memakai hijab hanya untuk mengikuti trend. Ia berhijab karena melihat teman-temannya berhijab. “Kelihatan lebih modis, bosen kalau pakai yang terbuka (pakaian.red) terus. Lagian dengan hijab kan lebih kelihatan alim,” ungkapnya kepada Majalah Komunitas. Majalah Komunitas juga berhasil mewancarai salah satu sumber yang mengungkapkan bahwa alasannya berhijab karena pacarnya. “Disuruh pacar saya, katanya saya kelihatan lebih cantik jika memakai hijab,” ungkap salah satu sumber yang enggan disebut namanya. Ia juga menambahkan alasan untuk memilih baju yang tertutup tapi ketat karena ia ingin tetap tampil seksi dengan balutan hijabnya. “Biar tetap kelihatan seksi tapi alim,” tambahnya dengan tersenyum simpul. Namun tidak sedikit pula ada diantaranya mereka yang memakai hijab murni karena alasan agama. Seperti yang diungkapkan oleh Nikmah (20), “Karena islam sudah mengajarkan kaum wanita untuk berhijab”. Ia juga menambahkan bahwa tidak sepantasnya auratnya diumbar untuk kaum adam yang belum menjadi mahramnya. “Tubuh ini murni milik suami saya kelak, jadi saya tidak pantas untuk memberikannya kepada orang lain,” tambah mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta tersebut. (.hfd)

Minggu, 29 Desember 2013

Cosuki Cosplay Satu-Satunya di Jawa Timur

Malang-Malang selain dikenal sebagai kota pendidikan, dikenal juga sebagai kotanya anak muda kreatif. Banyak kumunitas-komunitas lahir di kots bunga ini. selain itu fashion di Malang sudah sangat berkembang pesat, banyak juga komunitas fashion yang berkembang seperti hijabers, costum dan cosplay. Salah komunitas cosplay paling dikenal dikota malang adalah COSUKI. Cosuki berdiri pada 22 Mei 2007, dan merupakan satu-satunya komunitas cosplay di Jawa Timur.
Ilustrasi. Salah satu jenis kostum cosuki cosplay. (Dok Pribadi)
Cosuki merupakan suatu wadah bagi para cosplayer di Malang dan sekitarnya untuk menyalurkan inspirasi, apresiasi dan kreatifitas dalam hal berkostum dan bercosplay. COSUKI adalah komunitas independen bagi para penggemar budaya populer Jepang , terutama cosplay , di Malang , dan sekitarnya. . Cosplay sendiri adalah suatu bentuk budaya populer Jepang dalam bentuk karakter permainan Roleplaying anime , manga , tokusatsu , dan lain-lain dalam bentuk nyata (diperankan oleh manusia ). Cosuki cosplay ini tidak hanya terbatas padah tokoh Jepang saja, tetapi juga barat dan cosplay lainya.

Untuk saat ini, cosuki mempunyai sekitar 50 anggota, yang setiap minggunya mengadakan rapat setiap hari rabu jam 4 sore di Sasana Budaya, UM. Untuk saat ini Cosuki dikepalai oleh Andi,Taqi sebagai humas, Fatha sebagai bendahara dan Kudo sebagai Admin. Syarat jika anda ingin bergabung di Cosuki Cosplay ini adalah tidak mempunyai batasan usia, maupun gender dan mempunyai niat untuk bercosplay atau langsung saja hubungi no 0857 4950 2010. Atau langsung buka website Cosuki di http://cosuki.deviantart.com/, http://www.cosuki.co.cc dan http://cosuki.indonesianforum.net. Untuk kedepanya Cosuki berharap dapat menjadi wadah bagi cosplayer-cosplayer di kota malang dan sekitarnya untuk menyalurkan aspirasi dan kreativitas dalam berkostum. (SRO/NET)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes