Jumat, 27 Desember 2013

Handoyo, Berjuang Mempertahankan Warisan Budaya Lokal Ditengah Derasnya Arus Modernisasi (1)

Ilustrasi. Topeng Malangan merupakan salah satu warisan budaya yang dimiliki oleh Kota Malang. (AsmoroBangun/bangunasmoro.blogspot.com)

Orang asing mengakui bahwa negara kita memiliki warisan budaya yang luar biasa, maka hargailah kesenian bangsamu, baru kalian boleh mempelajari kesenian bangsa lain - Handoyo 2013 

Malang-Menyandang cucu dari seorang maestro seni topeng malangan Alm. Mbah Karimun, merupakan beban tersendiri bagi seorang Tri Handoyo. Pria kelahiran 3 Maret 1978 ini mempunyai tanggung jawab yang besar dalam menjaga dan melestarikan kesenian topeng malangan di tengah derasnya arus modernisasi.

Handoyo mengaku memiliki beban moral tersendiri ketika Almarhum Mbah Karimun memberikan kepercayaan kepadanya agar meneruskan perjuangan untuk melestarikan kesenian topeng malangan. Khususnya di daerah Kedung Monggo, Pakis Aji, Kabupaten Malang. “Saya selalu ingat pesan dari almarhum kakek saya, bukan harta ataupun benda yang beliau wariskan melainkan kesenian topeng malangan, untuk itulah saya dan keluarga selalu berusaha untuk terus melestarikan kesenian ini,” ujar Handoyo.

Handoyo sendiri merupakan satu-satunya cucu dari Alm. Mbah Karimun yang mewarisi ilmu kesenian Topeng Malangan. Ia sudah mewarisi hampir semua keahlian yang telah ditularkan oleh Alm. Mbah Karimun. Mulai dari membuat kerajinan Topeng Malangan hingga menari Topeng Malangan. Bekal itulah yang membuat Handoyo memiliki kepercayaan dalam menjaga dan melestarikan seni Topeng Malangan.
Handoyo. Handoyo ketika diwawancarai oleh komunitas, Sabtu (28/12/13). (Comm/hfd)

Sebelum meninggal dunia, Alm. Mbah Karimun sempat mati-matian membangun sanggar kesenian topeng malangan, Asmoro Bangun yang terletak di daerah Kedung Monggo, Pakis Aji, Kabupaten Malang. Handoyo menceritakan tujuan utama Alm. Mbah Karimun membangun sanggar kesenian Asmoro Bangun adalah sebagai wadah bagi anak cucunya dan warga sekitar sanggar untuk melestarikan kesenian topeng Malangan. Beliau berharap dengan adanya Sanggar Asmoro Bangun, minimal anak cucunya dan masyarakat kedungmongo masih dapat melestarikan kesenian Topeng Malangan, jika pada suatu saat nanti, sudah tidak ada lagi orang khususnya masyarakat Malang yang peduli terhadap kesenian topeng Malangan.

Kini tinggal Handoyo beserta keluarganya yang sampai sekarang masih berusaha menghidupkan sanggar Asmoro Bangun. Setiap minggu pagi, Handoyo selalu melakukan pelatihan tari Topeng Malangan di sanggar tersebut. Kebanyakan siswanya adalah anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Klik disini Untuk Melihat Video Liputan

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes